The Magic of Philosopher Stone : Alkimia, Emas, dan Ramuan Kehidupan

Sebenarnya, saya sudah lama ingin menulis artikel ini, karena menurut saya, bulan ini adalah waktu yang tepat untuk melepaskan artikel ini kepada publik, kenapa? judulnya ada kata Alkimia, siapa yang tahu ilmuan yang telah menghabiskan hidupnya untuk eksperimen alkimianya? yep... Sir Isaac Newton yang lahir pada tgl 4 Januari 1643. Isaac Newton meninggal di usia 84 tahun dengan ditemukan nya banyak cairan raksa ditubuhnya. Sebagai pembukaan, mari kita pemanasan dulu dengan mengingat apa saja yang telah di ciptakan oleh Isaac Newton, sang bapak fisika ini :)

Karena kita sedang membicarakan tentang kematian bapak Isaac Newton karena keracunan air raksa, maka mari kita mulai dengan apa itu raksa/mercury...

Yang telah kita ketahui sejak SD, raksa adalah sebuah cairan yang terdapat di termometer, tanpa tahu dari mana asal muasal raksa itu tercipta. Raksa tercipta dari endapan gunung berapi. Pada zaman dahulu, benda-benda seperti emas, perak, dan raksa adalah benda ajaib yang sulit di uraikan zat apa saja yang membentuk benda tersebut menjadi sebuah emas. Kenapa sih emas adalah barang paling istimewa yang orang-orang senangi? karena emas tidak bereaksi dengan cairan apapun, sehingga emas tidak akan berkarat, atau keropos seperti besi. Emas juga di dapat dari hasil penggalian tambang, alhasil dari penimbunan berjuta-juta tahun yang lalu. Cara menyaring emas untuk memisahkan dari zat-zat lain juga ribet dan gak akan dibahas disini :D
Semakin lama, semakin para ilmuan ingin tahu apa saja zat yang terkandung dalam emas, karena mengalami jalan buntu, sehingga munculah sebuah paham yang dipercaya bahwa adanya sebuah batu yang disebut Philosopher Stone (batu filsuf). Philosopher stone adalah sebuah zat mitos yang dapat merubah zat lain menjadi emas, dan dipercaya juga batu filsuf ini dapat menciptakan Ramuan Awet Muda. Ilmu ini dinamakan Alkimia.

Para Alkimiawan terdahulu sebelum Isaac Newton, telah mempercayai Alkimia berpuluh-puluh tahun sebelum muncul kimia modern. Asal kata Alkimia berasal dari bahasa Arab (Al khimiya) dan disambung dengan bahasa Yunani khumeia yang artinya mencetak bersama.

Sejarah Alkimia berasal dari Mesir kuno, dulu tidak mengenal nama alkimia sehingga mentransmutasikan suatu zat jadi zat lain disebut seni. Pada masa itu mengubah bubuk-bubuk besi jadi logam adalah sesuatu yang sangat magic! sesuatu yang mempunyai aturan sendiri yang bersifat mistis/okultis (baca artikel Tentang Okultisme). Legenda pendiri alkimia awalnya seorang Dewa Mesir kuno yang bernama dewa Thoth, dewa ini di simbolkan memiliki kepala burung sambil memegang tongkat ular, dewa Thoth menuliskan 42 kitab yang salah satu isinya ada tentang alkimia. Kemudian di Yunani ada dewa kepercayaan Yunani yang mirip seperti Thoth, yaitu Dewa Hermes. Hermes diyakini sama dengan dewa Thoth kepercayaan orang-orang Mesir Kuno. Sehingga Hermes dan Thoth berubah menjadi Hermes Trismegistus yang juga di simbolkan membawa tongkat ular, makanya simbol utama Alkimia adalah tongkat ular.


Lambang Alkimia

Para Alkimiawan telah beribu ribu tahun mencari batu filsuf yang sebagai inti dari pentransmutasian zat, yang di percaya dapat membuat emas, dan obat-obatan, terutama ramuan kehidupan yang dicari-cari hingga kini, yaitu ramuan awet muda. Tentu saja ramuan ini berarti memperlambat waktu kematian, alias bisa dikatakan ramuan abadi.

Intinya, Alkimia adalah sebuah paham yang menggabungkan dari kimia, fisika, astrologi, metalurgi, seni, kedokteran, mistis, dan agama.
Ternyata Alkimia ini memang erat kaitan nya dengan pandangan terhadap agama, sehingga hampir semua alkimiawan, dan para filsuf, adalah seorang yang memeluk paham agnostik, bahkan atheis. Mereka tidak berpegangan dan tidak mau terikat dengan aturan agama, tapi tetap percaya adanya Tuhan.
Sebenarnya membedakan mana yang harus kita percayai dan mana yang cukup kita ketahui saja adalah one does not simply! karena seringkali kita bingung, mana kejadian yang benar-benar terjadi, mana kejadian yang dipalsukan, dan terkadang kita sangat ingin tahu sebab akibat suatu hal dapat tercipta, namun kita menutup diri dalam ketidaktahuan karena alasan pedoman yang dianut tidak menganjurkan nya. Mau seperti apapun, inilah kejadian yang sebenarnya, untuk permasalahan percaya atau tidak adanya dewa itu kembali lagi kepada diri masing-masing, apa yang membuat orang asing begitu percaya dengan adanya dewa padahal sudah jelas itu mitologi yang artinya tidak tahu benar atau salah... Mungkin karena kita tidak tinggal di daerah yang mayoritas berpaham pedoman lain selain kita semua, sehingga ketidak tahuan lah yang membuat kita menjadi pribadi yang keras dan tidak bisa membuka wawasan lebih dari yang ada di sekitar anda saja :)

Begitulah seiring waktu berjalan, pada zaman yang modern ini, alkimia telah di geser penuh oleh kimia modern yang lebih dapat dipahami, dipelajari, dan lebih masuk akal. Pada zaman sekarang, alkimia dipandang sangat magis dan tidak dapat dipahami, pada akhirnya alkimia akan berakhir sepeti dongeng. Tapi bagi orang-rang yang kritis, tentu hal ini sungguh teka-teki dunia yang pasti tetap dipercaya keberadaannya. Percaya tidak percaya, begitulah legenda sang batu filsuf yang magis ini.



*) SANGAT DILARANG KERAS UNTUK COPY PASTE KE DALAM BLOG LAIN, TERKECUALI MENDAPAT IZIN DARI PENULIS ARTIKEL INI, MENULISKAN ALAMAT BLOG UNI-QUE DALAM BLOG-ROLL, NAMA PENULIS, SERTA KATA SERUAN UNTUK MELIHAT ARTIKEL-ARTIKEL DI BLOG INI.
Baca juga informasi lainnya di UNI-QUE

Comments

Popular Posts