Makeup, Sebagai Terapi Mencegah Bunuh Diri


Rata-rata perempuan diseluruh dunia menyukai makeup karena alasan seperti ingin terlihat menarik, atau ingin tampil lebih prima dengan polesan. Namun di Jepang, beberapa perempuan yang menggunakan makeup karena alasan yang lebih dalam, yaitu terapi mencegah bunuh diri.

Yami Kawaii Sub-Culture Baru di Jepang


Puncak angka bunuh diri tertinggi di Jepang pada tahun 2003 ternyata mulai turun pada tahun 2016-2017. Hal itu dipengaruhi dengan berkembangnya trend makeup dan fashion khas Jepang yaitu, Harajuku. Perkembangan tersebut memunculkan sub-culture baru yang disebut Yami Kawaii.

Umumnya penampilan Yami Kawaii ini adalah polesan makeup seperti boneka, namun di hiasi dengan tambahan tindik dan ekspresi suram. Semacam gabungan dari Gothic Lolita dan Harajuku. Faktanya, cosplayer yang mengenakan style ini mengidap masalah kejiwaan diantara lain, depresi, dan keinginan bunuh diri.

Perbedaan Dengan Harajuku


Perbedaan mendasar antara Harajuku dengan Yami Kawaii adalah keduanya merupakan fashion yang acak dan nyentrik dilihat. Meskipun Yami Kawaii terlihat lebih teratur dalam pemilihan warnanya, tetapi tetap masuk kedalam Harajuku Style.
Beberapa orang di Jepang sudah terbiasa melihat dan ikut serta berperan menggunakan style unik ini. Mulai dari pria hingga wanita, Yami Kawaii maupun Harajuku merupakan bagian dari gaya hidup di Jepang.
Betapa makeup ternyata memiliki sisi yang positif bagi mereka yang merasa stres dan depresi. Lewat makeup, kreatifitas dapat ditumpahkan menjadi karya. Dengan begitu, fungsi makeup lebih berpengaruh positif kepada dunia daripada memilih untuk mengakhiri hidup.

Comments

Popular Posts