Melatih Kepekaan [Part. 1]


Sebagai manusia yang telah bangkit menjadi satu level lebih sadar dari manusia yang lainnya, mustahil jika tidak dibarengi dengan pengalaman-pengalaman yang seorang itu alami hingga menjadi individu yang seperti saat ini. Pengalaman itu bisa datang kapan saja, dimana saja, dan kepada siapa saja, tidak mengenal waktu dan tidak peduli keadaan.
Katakanlah semua dari kita berasal dari pemikiran manusia pancaindera karena ajaran yang diterima waktu kecil telah mengubah keaslian kita dari manusia sadar yang masih peka karena mata terbuka untuk segala sudut pandang kejadian, hingga menjadi manusia yang hanya dapat melihat apa yang mata fisik lihat saja dimana menjadikan kita hanya mampu menafsirkan sesuatu yang mudah digapai oleh pancaindera.
Untuk menuju kesadaran spiritual alias kembali lagi kepada kita dahulu yang mampu melihat dari segala sudut seperti manusia sarwaindera, kita harus mengalami pengalaman demi pengalaman. Manusia adalah makhluk hidup yang sempurna walau pemikiran kita saat ini hanya mampu menjamah lingkup yang bisa digapai oleh pancaindera saja, tapi walau demikian, manusia tetap makhluk sempurna karena dari kekurangan apapun yang dimiliki kita, kita sendiri bisa kembali berevolusi lagi.
Melanjutkan artikel sebelumnya tentang Menyadari Eksitensi Ruh bahwa kita tahu, bukan pemberian hidup mewah dan serba tahu banyak yang membuat manusia itu spesial, tapi karena ketabahan dan kesabarannya dalam menjalani ujian, tapi bagaimana bisa kita menanamkan ketabahan dan kesabaran di dalam hati kita? dan kenapa ada manusia yang mampu tabah dan sabar seperti Nabi dan Rosul? Jawabannya adalah, karena mereka memahami bukan sekedar tahu. Salam Membaca!


Manusia dalam diam pun juga berkaitan dengan makhluk lain

Manusia pancaindera dengan pemikiran awal nya adalah bahwa mereka hidup sendirian, "saya ya saya, kamu ya kamu" sesungguhnya tidak seperti itu, hanya saja kita tidak menyadari adanya bantuan yang ternyata selalu diberikan kepada kita secara terus menerus. Kekurangan kepekaan kita yang membuat kita berpikir hidup sendirian, dan kesuksesan diraih berkat kerja yang dihasilkan oleh diri sendiri padahal, hukum alam berjalan karena hubungan satu sama lain yang saling berhubungan dan bergantung. Contoh sederhana, pepohonan tidak akan ada yang bisa tumbuh sempurna tanpa ada makhluk hidup lain yang bernafas dan mengeluarkan karbondioksida untuk pohon-pohon tersebut serap. Bahkan untuk tumbuh dan berkembang yang alurnya sesederhana itu saja kita sudah saling berhubungan dengan makhluk lain. Memang kita tidak melihat pohon yang bergerak semu menghampiri kita dan membantu kita, tapi secara energi, alam itu membantu kita.

Mana buktinya?

Penulis akan bertanya terlebih dahulu, pernahkah kamu merasa seperti satu hari itu mendapatkan nasib baik berturut-turut atau yang biasa disebut good luck? Kejadian seperti ini ada penjelasan ilmiahnya, singkatnya karma positif yang pernah anda lakukan, bukan karena semata-mata mujur tanpa ada penjelasan apapun.
Contoh lain, pernahkan kamu merasa tidak enak perasaan disuatu tempat, merasa tidak nyaman berbicara dengan seseorang yang padahal kamu belum kenal, tiba-tiba terpikir ke suatu hal tertentu yang mungkin tidak terlalu penting, atau merasa aneh pada suatu keadaan lalu tiba-tiba kamu menemukan sendiri keanehan tersebut? Hal ini juga dapat dijelaskan, tidak melulu semua selalu tentang makhluk halus. Pemikiran kita yang selalu mendukung apapun yang terjadi dikarenakan oleh suatu yang mistis seperti hantu itulah yang membuat logika akal sehat kita makin terkubur dan sulit lagi untuk menemukan kesimpulan selain daripada mistis.

Alasan Kenapa Kita Sulit 'Bangun'

Dengan menganalisis situasi disekitar kita diatas, maka dari itu permasalahan bisa terlihat lebih jernih bahwa ternyata mengapa banyak dari kita yang terlambat menjadi peka adalah karena lambatnya menyadari suatu hal. Kita menjadi lebih lama belajar dari pengalaman-pengalaman, bagaimana tidak lambat jika pemikiran kita sudah di doktrinkan oleh suatu pemahaman tanpa dasar yang jelas. Oleh karena itu, manusia pancaindera membutuhkan kepadatan materi fisik (entah itu pengalaman yang berulang-ulang, atau melihat fenomena lingkungannya berulang-ulang). Setelah kepadatan materi dirasa cukup, barulah kita menjadi paham akan suatu hal, dan inilah yang disebut satu langkah lebih peka menuju kesadaran akan keberadaan kekuatan otentik/ God particle. Memang tampaknya menjadi sangat lama untuk manusia berevolusi, tidak bisa hanya 5x kita mengalami sebuah kejadian yang berkasus sama, tapi bisa saja hingga 50x baru kita semua baru bisa menyadari dan belajar dari suatu masalah, bisa bertahun-tahun bahkan berpuluh-puluh tahun jika kita selalu menutup mata untuk melihat dari sudut pandang lain, dan menutup telinga untuk selalu mengupdate informasi dari cerita orang lain. Maka dari itu, banyak metode dan anjuran yang dapat membantu kita menunjang kesadaran lebih cepat seperti dibantu dari asupan makanan 4 sehat 5 sempurna dan sunnah-sunnah dalam hidup beragama, tidak lain itu untuk membantu kita menuju tingkat kesadaran yang lebih tinggi.

Tidak sampai disana, mungkin saja ada diantara kita yang lebih memilih tidak peduli dengan pengalaman, banyak diantara kita yang mungkin saja memilih tidak ingin terlibat, bahkan menjauhi dari keterlibatan diri untuk berhubungan dengan pengalaman luar atau istilah lainnya adalah kita memilih diam. Dengan kita diam pun, kita juga telah mengambil suatu tindakan untuk bumi yang pada suatu saat nanti akan kita alami konsekuensinya, yaitu anda mengambil tindakan untuk tidak peduli. Ketika anda mengambil apa yang anda lakukan, maka itu yang akan anda dapatkan juga, ingat hukum karma? tidak ada kontribusi, tentu saja selanjutnya alam pun tidak akan memberikan anda apa-apa, tapi sesungguhnya manusia yang dalam keadaan seperti inilah yang disebut sangat merugi. Ibarat anda seperti dibiarkan disiksa sedikit-sedikit dan pelan-pelan seperti tanpa akhir.
Hal ini bahkan masih lebih baik anda mengambil tindakan yang sembrono, tapi bukan berarti mengambil tindakan buruk pun adalah pilihan yang paling tepat, karena anda tahu sendiri karma buruk apa yang harus anda tanggung untuk hidup anda kedepannya. Keterpurukan, kegelapan, ketidakmampuan, kepedihan bahkan ketidakmampuan lainnya yang harus anda lewati nantinya sampai ruh anda suci lagi.
Banyak orang yang gagal ketika mendapatkan ujian, saat kita tak mampu dan gagal, kita memilih mengakhiri hidup, mengakhiri hidup sendiri atau hidup orang lain. Tapi yang berhasil melewati ujian hidup, ibarat melihat keindahan yang luar biasa setelah berjuang habis-habisan. Manusia tidak akan selamanya berada di bawah tapi, jika pernah melihat ada kisah seseorang entah teman atau kerabat, kita selalu mendapati ia susah dan bernasib malang hingga akhir hayat, tetap saja istilah "manusia tidak akan selamanya berada dibawah" berlaku, karena Tuhan maha adil lagi bijaksana, kenikmatan yang seseorang itu dapat sama indahnya dengan perjuangan yang seseorang itu dapatkan, yang tentunya hanya seseorang tersebut saja yang mengetahui kenikmatan yang diberikan Tuhannya.

Sabar Adalah Bagian Proses Melatih Kepekaan

Sebenarnya kunci dari menghadapi semua ujian di dunia adalah sabar dan sholat dan ini adalah benar. Penulis akan memberikan lagi penjelasan mengapa sabar adalah pilihan terbaik. Terkadang kita sulit bersabar, bukan terkadang lagi, tak kuat bahkan gagal dan melampaui batas. Contohnya, kita diberi ujian, kita gagal menempuh ujian tersebut, jangan jauh-jauh ke ujian dari Nya, gagal dalam hal kesuksesan yang ingin dicapai masing-masing saja, kita langsung membuat drama yang melampaui batas. Nabi dan Rosul juga pernah mengalami kegagalan, tapi mereka selalu sabar, karena mereka tahu bahwa tidak seharusnya ketidak tahuan dibalas dengan ketidak tahuan. Ingat pembelajaran di dalam artikel Menyadari Eksitensi Ruh? bahwa kurangnya keterangan (ketidaktahuan) harus diberi terang lagi. Penulis tidak mau menyebut terang adalah penjelasan, sebab, dalam kata terang terdapat unsur-unsur yang lebih dari hanya sekadar penjelasan. Terang itu berarti memiliki kelembutan juga di dalam nya, bukan hanya penjelasan, tapi juga sikap yang dapat menyentuh hati segelap apapun menjadi menemukan arah yang jelas (menjadi terang). Bagi pandangan manusia yang sangat sadar seperti Nabi dan Rosul, dalam menghadapi orang jahat, orang mungkar itu adalah ruh-ruh yang butuh pendekatan kasih sayang, bukan di jauhi atau di benci. Karena sesungguhnya orang-orang melakukan tindakan kejahatan karena mereka telah mengalami kekecewaan, kegagalan hidup, ketidak tahuan arah hidup, tidak ada yang memberi mereka warna yang jelas atas kejadian yang terjadi dalam hidup mereka. Kesinilah arah topik ini dibahas, bagaimanaaaa cara kita semua menyadari bahwa sebenarnya dalam keadaan apapun diri ini selalu mendapat bantuan dari luar hanya saja kita kurang peka sehingga bantuan dari alam yang sebenarnya jawaban yang anda cari menjadi sia-sia terlewatkan sedangkan ruh anda semakin koyak dengan ditambah anda melakukan hal yang berdampak karma negatif. Jika anda dapat bersabar sedikit saja, anda akan selamat. Demikianlah bahwa ujian tak lekang selama manusia masih bernafas, dan sabar termasuk kedalam bagian dari proses nya. Mari kita sama-sama melatih kesadaran agar lebih peka dengan sekitar kita, jangan terburu-buru menyerah dan menciptakan karma negatif untuk ruh anda. 
Bersabar pula untuk langkah selanjutnya Melatih Kepekaan.


Baca juga informasi lainnya di UNI-QUE

Comments

Popular Posts