Apakah Sombong yang Telah Membutakan Mata dan Telingamu?

Hai para pembaca setia UNI-QUE! Semoga kesejahteraan dan keselamatan dilimpahkan kepada para pembaca setia. Amin.


Apakah para pembaca pernah dinasehati oleh orang lain? entah itu oleh teman, guru, dosen, saudara, atau dengan orang yang baru kita kenal? Tentu saja kita pernah mendapati ceramah dari orang lain, tapi sering sekali diantara kita begitu menyepelekan perkataan orang lain tersebut. Bahkan, kita malah berprasangka yang buruk duluan sebelum berpikir kenapa seseorang tersebut mengatakan seperti demikian terhadap kita. Sadarlah, kita semua cenderung lebih mendengarkan sesuatu yang sama dengan diri kita daripada mendengar kebenaran.

  1. Bisakah kita hidup tanpa berprasangka apapun kepada siapapun yang datang kepada kita?
  2. Bisakah kita mendengar dahulu siapapun yang berbicara kepada kita tanpa berpikir cara menangkis masukannya?
  3. Bisakah kita menetralkan pikiran kepada orang yang berbuat sesuatu kepada kita?

Kebanyakan dari kita ketika sedang diajak curhat, atau dinasehati selalu berpikir bagaimana cara membalas perkataannya, bukan MEMAHAMI setiap perkataan lawan bicara kita. Hal itu karena mata dan telinga kita sudah dikirimi pesan oleh pikiran bahwa "ah tau apa sih orang itu? gak usah di denger!" dan inilah prasangka yang harus kita netralkan. Jika berprasangka yang buruk-buruk duluan itu terus kita lakukan setiap kali melihat, mendengar atau merasakan sesuatu yang baru dihadapan kita, itu akan merusak mental menjadi jauh lebih jelek, seperti menjadi pemarah, malas, dan yang paling sedih adalah dapat menjadikan anda sebagai makhluk paling sombong.

Mengapa penulis mengatakan mempunyai sifat sombong adalah individu yang tersedih?
Apakah anda sering menghina orang lain? tentu kita, sih selalu menjawab "ngga pernah tuh". Memang kita ini terlalu menyanjungi diri sendiri, tidak mau mendengar kebenaran, tapi sangat setuju mendengar hal-hal yang cocok dengan kita. Jika benar anda tidak pernah menghina orang lain, kalau begitu, hal apa yang pertama kali terlintas dipikiran anda ketika anak kecil usia 5 tahun tiba-tiba mengkritik anda? Apakah dipikiran kita masih tertawa karena itu hanya bocah? Atau misalkan ada teman anda yang anda tahu kehidupan sehari-harinya anda anggap tidak lebih baik dari kehidupan anda tiba-tiba menasehati anda sebuah kebenaran, bisakah kita semua tidak berprasangka apapun? Kita selalu merasa lebih baik dari anak umur 5 tahun, dari teman-teman kita, apalagi dari orang baru. Padahal itu semua merupakan hal remeh saja tapi membuat kita jadi sombong. Tapi, ada hal yang lebih remeh lagi yang tidak disadari ternyata kita telah digerogoti kesombongan, yaitu tidak peduli sekitar. Ada kucing memanggil kita, datang ke bawah kaki kita, tapi kita dengan sombongnya sudah berprasangka bahwa ia hanya minta makan. Tak perlu berpikir panjang anda segera mengusirnya. Tanpa anda melakukan komunikasi baik-baik walau itu hanya senyum sambutan balik karena dipikiran anda hanya ada prasangka bahwa itu hanya binatang. Apakah berbuat baik itu hanya kepada manusia saja? Karena manusia bisa melakukan balas budi kepada kita? Padahal sudah sangat jelas Sang Maha Pencipta memerintahkan kita agar berbuat baik pada makhluk hidup, yang dimana binatang dan tumbuhan termasuk kedalamnya. Apakah anda yang tengah lewat dijalan memperhatikan tanaman disekitar? Apakah memperhatikan satu persatu disekitar anda tidak lebih penting daripada ingin tahu kehidupan orang lain di sosial media?
Sungguh memalukan manusia yang mempunyai sifat sombong. Ketika kita dilimpah musibah dan kesusahan, kita tetap sombong menyalahkan benda mati, menyalahkan orang lain, bahkan bertanya kepada Sang Maha Pencipta layaknya tetap sombong tidak terima kebenaran, "Ya Allah kenapa bla bla bla". Padahal, jika anda berbuat baik pada alam, alam akan berbuat baik juga pada anda, karena seluruh tindakan anda tidak lepas dari oksigen dan udara lainnya yang dihasilkan tumbuh-tumbuhan, apa yang anda makan yang juga berasal dari hewan dan tumbuhan, tanah yang anda injak, semua berkesinambungan. Anda tidak berkontribusi apapun, alam pun juga begitu, anda berbuat jahat pada alam, maka ada konsekuensinya yang harus anda tanggung di waktu mendatang, tapi jika anda berbuat baik, alam juga akan berbuat jauh lebih baik lagi kepada kehidupan kita. Tapi tentunya sebagai manusia yang beriman kita jangan berbuat baik semata-mata ingin mendapat imbalan serupa, ingat?

Kenapa anda tidak mengerti mengapa anda mendapatkan musibah? Kenapa anda tidak bisa mengerti apa maksud kucing yang selalu mendatangi anda? Kenapa anda tidak dapat mengetahui apapun? Kenapa saya tidak dapat jawaban yang menyenangkan? kenapa saya tidak bisa menemukan jalan keluar dari permasalahan saya? Kenapa untuk mendengar suara kipas dalam keramaian tidak terdengar? Bagaimana saya bisa mengetahui kalau alam menyampaikan pesan kepada saya, kalau suara yang dekat dan lebih besar saja tidak terdengar? Bagaimana saya bisa mengakui bahwa diri saya lebih baik dari orang lain kalau detak jantung saya sendiri tidak mampu saya dengar?
Mata saya melihat tapi buta, telinga saya mendengar tapi tuli. Mungkin kita semua terlalu sombong sehingga mata, dan telinga kita dibuat buta, Sungguh menyedihkan orang yang membiarkan penyakit sombong dalam dirinya, alam saja menolak di dengar oleh kita. Mungkin itu arti kata Ditolak bumi. Mau sampai kapan sombong? Bangunlah wahai teman-teman...
Semoga kita semua bukan termasuk kedalam golongan orang-orang yang sombong ya! Maka dari itu, bersihkan segala prasangka, bukan hanya sampai di kerongkongan tapi sampai seluruh pikiran bersih dari kesombongan mengagungkan diri sendiri.





Baca juga informasi lainnya di UNI-QUE

Comments

Popular Posts