Kebohongan Yang Diada-adakan

Salam membaca. Salam sejahtera kepada seluruh pembaca blog UNI-QUE.
Dalam artikel ini, penulis tidak akan menulis panjang. Penulis hanya ingin menyampaikan kesadaran untuk semua pembaca setia yang mampir.  Tentu saja, untuk lebih detilnya, blog UNI-QUE selalu menyuruh kepada para pembaca agar JANGAN berhenti berpikir dan meneliti sebuah topik yang kita semua ingin ketahui kebenarannya.

Dengan menelusuri permasalahan hingga ke akarnya, observasi langsung kelapangan, berinteraksi langsung pada tokoh utamanya, merupakan metode-metode penting yang selalu dilakukan penulis untuk mengetahui kebenaran sebagai makhluk yang diberi tanggung jawab berupa akal. Maka dari itu, penulis sangat ingin para pembaca bisa bijak dalam memilah-milih informasi yang terbang baik di internet atau di dunia nyata. Syukurnya, kita semua telah diberi akal sebagai anugerah luar biasa yang telah membuat kita manusia sebagai makhluk paling sempurna dari makhluk Tuhan yang lain, tapi bukan berarti kita merasa sombong dengan makhluk lainnya, ya! Untuk mempersingkat waktu, artikel yang ditulis kali ini merupakan pengalaman yang baru saja terjadi siang ini dalam kehidupan penulis. Harapannya, semoga semua para pembaca mohon mulai sekarang tetap harus menggunakan akal sehat sebelum mempercayai sesuatu. Sekali lagi, tulisan-tulisan dalam blog UNI-QUE tidak pernah mendoktrin hal-hal yang buruk pada para pembaca, lantas menyuruh para pembaca jangan mempercayai langsung tapi harus dibuktikan dengan diri sendiri.

--------------oOo---------------

Kebohongan yang Diada-adakan


Sebetulnya, hari ini penulis telah dikejutkan oleh sebuah kasus yang amat sangat luar biasa, betapa bodohnya kita jika meremehkan ilmu pengetahuan.
Siang ini, penulis diajak untuk mengikuti sebuah kumpul ta'lim yang penulis kenal pematerinya. Ternyata, dalam perkumpulan tersebut, secara tidak sengaja penulis jadi mendengar konflik berat yang sedang para pengurusnya alami. Sudah akhir-akhir ini, mereka telah diresahkan oleh sikap orang yang mempunyai kekuasaan lebih besar dalam kepengurusan tersebut. Konflik utama dimulai dari diberhentikannya pemateri yang biasa mereka rutin undang menjadi pengisi materi tanpa sepengetahuan para pengurus inti yang mengadakan kegiatan tersebut. Serempak mereka sangat terkejut bukan kepalang! Dan alasan yang diberikan sangatlah membuat penulis sadar!!! Bahwa penulis telah lalai sebagai makhluk yang mempunyai akal. Sebetulnya, yang dipermasalahkan oleh mereka adalah mengenai kekhawatiran pemateri yang telah membawa ideologi Islam Nusantara karena pematerinya sangat cerdas dalam menyampaikan ceramah, dan penulis setuju karena betul-betul menerangkan secara universal bukan spesialisasi yang lebih menjunjung tinggi sebuah pemahaman yang benar alias tidak menyuruh memaksakan pendapat. Penulis tidak bercerita tentang permasalahan kepengurusan tersebut, karena yang penulis akan bahas adalah mengenai paham yang sengaja di 'terbangkan' ini.

Selama satu bulan ini, penulis tahu, bahwa ada informasi baru yang di 'tiupkan' baik di media sosial, internet, bahkan diucapkan dalam dunia nyata pun ada walau waktu itu masih sedikit. Penulis pikir, itu hanya gosip alih-alih kepentingan partai dan politik dalam memperebutkan kursi jabatan pemerintahan. Kalau untuk permasalahan politik, penulis sama sekali tidak tertarik. Tapi jika menyerempet kearah moral negara dan manusia, penulis sangat menghormati Negara Kesatuan Republik Indonesia dan sangat menjunjung tinggi Binneka Tunggal Ika.

Para pembaca yang sangat UNI-QUE sayangi dan hormati, ketahuilah, kita semua sebenarnya sedang di adu domba-kan, sedang di FITNAH, supaya kita terus terjadi gontok-gontokan terhadap sesama, agar kita tidak akan pernah bersatu, agar kita bercerai berai untuk meruntuhkan moral sehingga tidak sadar ternyata negeri sendiri telah diruntuhkan oleh kita-kita sendiri. Sebagai penduduk Indonesia yang baik, penulis sangat tidak terima informasi menjelek-jelekan Negeri sendiri! SANGAT TIDAK LUCU memakai nama Nusantara sebagai alat untuk memobilisasi mind set masyarakat agar tidak ada yang mau berpikir menggunakan akal! Ketahuilah para pembaca yang penulis sangat hormati, bahwa sebenarnya tidak ada tokoh yang menganut Islam Nusantara! Nama agama tidak bisa disamakan dengan karakteristik sebuah negara dan tidak ada sangkut pautnya. Jelaslah, ini hanya berita kaleng murahan yang sengaja di gembar-gemborkan sehingga terlihat bahwa betul-betul telah muncul aliran baru yang berbau agama. Mereka atau sebut saja orang-orang yang tidak bertanggung jawab tersebut menggunakan hal yang paling sensitif untuk di main-mainkan dengan nama Nusantara demi menjalankan rencana mereka, padahal, tokoh-tokoh yang ada dalam penganut Islam Nusantara itu FIKTIF! Tidak ada. Berita ini sengaja di'tiupkan' agar kita semua menjadi resah, kebingungan, merasa tidak aman padahal tidak terjadi apa-apa, selalu dibuat takut agar mudah dikendalikan, dan agar kita berhenti mempunyai pemahaman sendiri. Kita telah dibuat lemah dari segi keilmu pengetahuan, sehingga, korban dari berita fiktif ini rata-rata orang yang kurang luas ilmu pengetahuan. Seharusnya, sebagai manusia yang memiliki akal, berpikir ketika mendapat sebuah informasi sudah merupakan hal yang secara otomatis tanpa diperintah. Sebetulnya, kita semua sangat tahu persis siapa dalang dari semua ini. Siapa yang menerbangkan berita ini paling pertama pastilah sebuah oknum yang sangat berambisi sekali mengubah NKRI menjadi bukan identitasnya yang semula lagi.

Jadi, seperti itulah... Sekali lagi, blog UNI-QUE tidak memaksakan pendapat. Tapi blog UNI-QUE mengemukakan pendapat seperti ini merupakan hasil proses dari berpikir. Pesan yang harus disampaikan oleh penulis adalah, jangan sampai kita jadi perang saudara. Padahal tidak ada hal yang menjadi masalah, tapi malah dipancing seolah-olah permasalahan itu ada. Jangaaan sampai yaaa saudara setanah airku. Kita hidup masing-masing memegang kepercayaan, kita tidak bisa menyalahkan orang lain karena memegang kepercayaan yang berbeda, sebab itu bukan urusan manusia. Manusia hanya dimintai berbuat kebaikan agar orang lain mencontohi perilaku kita yang terpuji.
Sekian artikel kali ini, akhir kata : "Sebaik-baiknya contoh adalah aksi nyata, bukan ceramah."


Bantulah orang-orang cerdas diluar sana hingga ilmu pengetahuannya bermanfaat untuk orang lain.

Baca juga informasi lainnya di UNI-QUE

Comments

Popular Posts